DESAIN BANNER ANGKRINGAN TERBAIK 2021
Angkringan / kedai makan yang tak menetap ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang bernama Mbah Pairo pada tahun 1950-an. Pria ini diketahui asli Klaten yang kemudian merantau ke Yogyakarta. Saat itu Mbah Pairo menjajakan angkringan dalam versi pikul. Saat itu namanya belum disebut angkringan. Mbah Pairo setiap hari berjualan di sekitar stasiun Tugu.
Saat berkeliling ataupun ketika mangkal, Mbah Pairo kerap berteriak Ting..
Ting.. Hik. Teriakan inilah yang membuat angkringan dikenal dengan sebutan hik.
Hik sendiri diakui sebagai singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung. Lambat
laun, dagangan Mbah Pairo ini semakin ramai disambangi pembeli. Ia pun
memutuskan untuk mangkal dan menyediakan kursi panjang di depan gerobaknya.
Nama angkringan mulai dikenal dari kebiasan makan para pelanggan Mbah Pairo. Kursi panjang tempat makan yang disediakan Mbah Pairo ternyata membuat pelanggan nyaman sehingga makan dengan cara mengangkat kakinya. Kaki yang nangkring di atas ini membuat kedai Mbah Pairo disebut-sebut sebagai tempat makan angkringan yang artinya bisa makan sambil nangkring atau metangking. Sejak saat itu kedai Mbah Pairo disebut sebagai angkringan.
Melihat kedai yang selalu ramai ketika malam hari, akkhirnya banyak masyarakat
yang meniru usaha Mbah Pairo. Inilah awal mula menjamurnya angkringan di
Yogyakarta
Seiring berjalannya waktu, angkringan bukan sekedar tempat menyantap makanan, tetapi kemudian jadi tempat kumpul dan bersosialisasi. Orang Jawa kerap berkumpul untuk sekedar ngobrol atau membicarakan hal penting di angkringan. Apalagi angkringan semakin lama semakin memiliki area makan yang luas meskipun tetap sederhana.
Meskipun kini banyak angkringan yang menyediakan area makan lesehan tapi penjualnya tetap menyediakan kursi panjang untuk nangkring. Karena sejatinya angkringan adalah tempat makan yang bisa membuat pengunjungnya menaikkan kaki ala nangkring.
Di Yogyakarta, angkringan memang tempat yang menjual makanan sederhana tapi di sini tidak kenal strata sosial. Semua kalangan bisa makan dan berkumpul di angkringan sambil makan dan ngobrol. Jangan heran kalau datang ke angkringan sendirian pasti pulangnya dapat kenalan setelah ngobrol di angkringan
Menu di angkringan juga dikenal dengan sebutan nasi kucing karena porsi yang disajikan memang kecil. Sebungkus nasi berukuran mini ini biasanya hanya seukuran 2 hingga 3 suap saja, ini membuat orang menyamakan porsinya seperti saat memberi makan kucing. Nasi yang dibungkus dengan daun pisang ini disajikan dengan aneka lauk mulai sambal ikan teri hingga ikan tongkol. Porsinya yang kecil membuat orang tak akan cukup hanya melahap satu bungkus saja.
Satu lagi yang khas yakni minumannya. Kurang lengkap makan angkringan tanpa
menyeruput segelas jahe hangat alias wedang. Ya wedang jahe seolah jadi minuman
wajib yang harus diseruput saat makan angkringan. Kini banyak angkringan juga
menyediakan varian jahe susu yang lebih menggoda
Suasana kehangatan makan di angkringan ternyata punya daya tarik yang sangat kuat. Hal ini bisa dilihat dengan makin menjamurnya angkringan bahkan di kota besar seperti Jakarta. Pengusaha kuliner banyak yang melirik untuk menghadirkan angkringan versi modern. Areanya luas dengan fasilitas yang lebih lengkap.
Angkringan modern ini tetap menghadirkan suasana jadul tempo dulu dengan
menyediakan area makan lesehan. Dan yang paling penting, menu makanan yang
disediakan juga menu nasi kucing yang khas.
===================
===================
Sebagai catatan
Kuripan Desain menyediakan berbagai varian file. Kami menyarankan untuk menggunakan Corel Draw X7 ke atas untuk penggunaan ataupun editin lebih maksimal.
Terima Kasih.
Comments
Post a Comment